BANDUNG - Persib Bandung kembali pada rutinitas latihan
setelah gagal melaju ke partai lanjutan East Java Tournament 2013.
Pulang dari Jawa Timur, sektor penyerangan disebut-sebut sebagai lini
yang mendapat evaluasi paling besar.
Menjalani dua pertandingan di Grup A East Java Tournament 2013, produktivitas Persib terbilang rendah. Melawan tuan rumah Persepam Madura United di Stadion Bangkalan, Madura, Persib hanya mampu menang dengan skor tipis 1-2. Empat hari kemudian, Pangeran Biru justru kalah 0-1 saat berhadapan dengan Persebaya Surabaya di arena yang sama.
Total, tim kebanggaan warga Bandung dan Jawa Barat ini mencatat dua kali memasukan dan dua kemasukan, atau goal difference bernilai nol. Jika perhatikan, dua gol yang sama-sama dicetak ke gawang Persepam pun bukan murni hasil usaha para pemain Persib.
Gol pertama bermula dari umpan crossing Jajang Sukmara ke mulut gawang tim Sapih Kerap. Di sana sudah menunggu Djibril Coullibaly yang santai menyambut dengan sundulan melambung. Posisi kiper Persepam yang sudah terlanjur maju membuat bola meluncur ke arah gawang. Saat itu pun, sebenarnya terdapat satu bek Persepam yang bisa saja menghalau bola sebelum melewati garis gawang. Namun tendangannya tidak mengenai sasaran, hingga gol untuk Persib lahir.
Gol kedua lebih jelas lahir karena keberpihakan Dewi Fortuna. Umpan crossing Supardi dari sektor kanan penyerangan Pangeran Biru gagal diantisipasi kiper Persepam, Syaifudin. Entah apa sebabnya, sang penjaga gawang justru menepis ke arah belakang. Bola pun masuk menggetarkan jala sendiri.
Pelatih Persib Djadjang 'Djanur' Nurdjaman sempat mengatakan, apapun prosesnya, gol tetaplah gol. Namun dia pun tidak memungkiri sektor penyerangan Pangeran Biru belum dalam tahap ideal. Karena itu, sepulang dari Jatim, lini depan menjadi bagian utama yang dibenahi tim pelatih.
"Yang menjadi bahan evaluasi kami di sini adalah performa di lini depan. Sepulang dari sini, saya langsung fokus memperbaiki itu," kata Djanur.
Pada East Java Tournament 2013, sektor penyerangan Persib setidaknya menggunakan enam pemain berbeda dalam komposisinya. Pada posisi ujung tombak, Ferdinand Sinaga bergantian dengan Djibril Coullibaly. Di sayap kanan, terdapat nama M Ridwan yang bergiliran dengan Atep. Sedangkan sayap kiri milik Tantan yang juga beberapa kali diisi Ferdinand. Untuk gelandang tengah, Firman Utina masih dominan sebagai pengatur serangan.
Djanur menyebut, kekurangan dari performa lini depan tim asuhannya ada pada finishing touch. Di dua pertandingan yang dilakoni, Persib memang tampil mendominasi permainan. Namun dari sekian banyak peluang yang diperoleh para penyerang, hanya dua yang berujung gol.
"Para pemain depan kami masih terburu-buru menyelesaikan peluang. Akibatnya banyak kesempatan emas yang terbuang begitu saja," kata Djanur.
Namun, pelatih berdarah Sunda ini bisa sedikit bernafas lega saat melakukan evaluasi. Pasalnya, proses penyerangan yang dilakukan para pemain Persib sudah sesuai dengan keinginannya. Sejak awal, Djanur menginginkan lini belakang lebih aktif membantu tekanan. Ini sudah terlihat dengan adanya central defender asal Montenegro, Vladimir Vujovic.
"Kerjasama antarlini sudah lumayan bagus, bahkan aliran bola dari belakang ke tengah kemudian ke depan sudah berjalan. Itu semua berkat adanya Vujovic, tinggal finishing touchnya saja yang harus dipertajam," pungkas Djanur.
Menjalani dua pertandingan di Grup A East Java Tournament 2013, produktivitas Persib terbilang rendah. Melawan tuan rumah Persepam Madura United di Stadion Bangkalan, Madura, Persib hanya mampu menang dengan skor tipis 1-2. Empat hari kemudian, Pangeran Biru justru kalah 0-1 saat berhadapan dengan Persebaya Surabaya di arena yang sama.
Total, tim kebanggaan warga Bandung dan Jawa Barat ini mencatat dua kali memasukan dan dua kemasukan, atau goal difference bernilai nol. Jika perhatikan, dua gol yang sama-sama dicetak ke gawang Persepam pun bukan murni hasil usaha para pemain Persib.
Gol pertama bermula dari umpan crossing Jajang Sukmara ke mulut gawang tim Sapih Kerap. Di sana sudah menunggu Djibril Coullibaly yang santai menyambut dengan sundulan melambung. Posisi kiper Persepam yang sudah terlanjur maju membuat bola meluncur ke arah gawang. Saat itu pun, sebenarnya terdapat satu bek Persepam yang bisa saja menghalau bola sebelum melewati garis gawang. Namun tendangannya tidak mengenai sasaran, hingga gol untuk Persib lahir.
Gol kedua lebih jelas lahir karena keberpihakan Dewi Fortuna. Umpan crossing Supardi dari sektor kanan penyerangan Pangeran Biru gagal diantisipasi kiper Persepam, Syaifudin. Entah apa sebabnya, sang penjaga gawang justru menepis ke arah belakang. Bola pun masuk menggetarkan jala sendiri.
Pelatih Persib Djadjang 'Djanur' Nurdjaman sempat mengatakan, apapun prosesnya, gol tetaplah gol. Namun dia pun tidak memungkiri sektor penyerangan Pangeran Biru belum dalam tahap ideal. Karena itu, sepulang dari Jatim, lini depan menjadi bagian utama yang dibenahi tim pelatih.
"Yang menjadi bahan evaluasi kami di sini adalah performa di lini depan. Sepulang dari sini, saya langsung fokus memperbaiki itu," kata Djanur.
Pada East Java Tournament 2013, sektor penyerangan Persib setidaknya menggunakan enam pemain berbeda dalam komposisinya. Pada posisi ujung tombak, Ferdinand Sinaga bergantian dengan Djibril Coullibaly. Di sayap kanan, terdapat nama M Ridwan yang bergiliran dengan Atep. Sedangkan sayap kiri milik Tantan yang juga beberapa kali diisi Ferdinand. Untuk gelandang tengah, Firman Utina masih dominan sebagai pengatur serangan.
Djanur menyebut, kekurangan dari performa lini depan tim asuhannya ada pada finishing touch. Di dua pertandingan yang dilakoni, Persib memang tampil mendominasi permainan. Namun dari sekian banyak peluang yang diperoleh para penyerang, hanya dua yang berujung gol.
"Para pemain depan kami masih terburu-buru menyelesaikan peluang. Akibatnya banyak kesempatan emas yang terbuang begitu saja," kata Djanur.
Namun, pelatih berdarah Sunda ini bisa sedikit bernafas lega saat melakukan evaluasi. Pasalnya, proses penyerangan yang dilakukan para pemain Persib sudah sesuai dengan keinginannya. Sejak awal, Djanur menginginkan lini belakang lebih aktif membantu tekanan. Ini sudah terlihat dengan adanya central defender asal Montenegro, Vladimir Vujovic.
"Kerjasama antarlini sudah lumayan bagus, bahkan aliran bola dari belakang ke tengah kemudian ke depan sudah berjalan. Itu semua berkat adanya Vujovic, tinggal finishing touchnya saja yang harus dipertajam," pungkas Djanur.
0 comments:
Post a Comment